PESAN PASKAH PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA TAHUN 2005

Alkitab menyatakan dengan tegas:
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (I Kor.I5: 14).

MERAJUT HIDUP BERPENGHARAPAN
(bdk I Ptr.I :3)

Umat Kristiani Indonesia terkasih di manapun berada,
Salam Sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus

  1. Hari-hari ini Gereja-gereja dan umat Kristen di Indonesia dan bahkan dunia, memasuki hari raya Paskah, hari peringatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari kematian. Kehadiran hari raya Paskah dalam kehidupan kita selalu membangkitkan pengharapan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan masa depan, sebab itu hari raya Paskah disambut dengan rasa syukur meluap-luap dan sukacita yang menggegap. Rasa syukur dan sukacita dalam merayakan Paskah terjadi oleh karena melalui perayaan itu ditegaskan kembali bahwa kematian bukanlah kata terakhir; kematian bukanlah kuasa yang membelenggu kehidupan manusia. Peristiwa Paskah adalah pilar yang kukuh yang di atasnya gereja itu dibangun dan didirikan. Alkitab menyatakan dengan tegas: Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (I Kor.I5: 14). Itu berarti bahwa kebangkitan Kristus dari kematian pada hari Paskah adalah sesuatu yang nyata, yang secara kuat melegitimasi keberadaan gereja, umat kristiani, bahkan iman kristen itu sendiri. Sebagai umat Kristiani yang diberi amanat untuk bersaksi dan melayani di tengah-tengah gereja dan masyarakat, Paskah telah mengangkat dan membebaskan kita dari kehidupan yang diwarnai oleh ketakutan, kecemasan, keraguan kepada suatu kehidupan yang penuh pengharapan. Di tengah-tengah duka yang menjamah sebagian warga bangsa kita akibat gempa dan tsunami akhir tahun yang lalu, kebangkitan Kristus memberi kekuatan dan pengharapan yang baru sekaligus mengingatkan Gereja-gereja untuk mampu memberikan pelayanan kasih yang optimal bagi mereka yang menderita.
  2. Peristiwa Paskah memiliki makna teologis yang amat dalam bagi umat kristiani. Peristiwa itu tidak pemah dapat dicari analoginya dalam sejarah. Kebangkitan Yesus membuktikan keteguhan komitmen Allah terhadap masa depan umat manusia. Allah tidak rela masa depan manusia merupakan keakanan yang suram, yang hitam legam dan tidak berpengharapan. Hidup manusia tidak boleh berujung pada kematian abadi. Muara hidup manusia adalah keselamatan abadi, kehidupan ceria sepanjang masa bersama Allah, di langit baru dan bumi baru. Di dalamnya tidak akan pernah lagi dijumpai air mata, derita, ketidakadilan, diskriminasi, primordialisme, keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan; di sana terdapat kebenaran (2 Ptr. 3:13). Derita yang melilit Yesus sepanjang perjalanan hidup-Nya dari Nazaret ke Yerusalem, Ia hadapi dengan tegar- bahkan Ia rangkul - justru karena kepedulian-Nya yang amat dalam terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Ia datang supaya manusia mempunyai hidup, bahkan hidup yang berkelimpahan (bdk. Yoh. 10: 10). Kebangkitan-Nya dari kematian membuktikan dengan amat jelas bahwa kebenaran selalu akan mengalami kemenangan dan kuasa maut dapat ditaklukkan. Menurut iman kristiani, kebangkitan Kristus merupakan sumber dari kebangkitan orang-orang beriman di masa depan, sebab itu Paskah memiliki keterkaitan dengan kehidupan manusia kini dan di sini, yang sedang berjuang di tengah realitas sejarah, ruang dan waktu. Peristiwa Paskah adalah tindakan pemerdekaan yang dilakukan Allah bagi manusia. Hal itu harus mendorong manusia untuk keluar dan membebaskan diri dari sikap primordial, curiga, benci, dendam, iri hati, tinggi hati, diskriminatif dan destruktif. Maka tindakan pemerdekaan Allah itu perlu diimplementasikan dan menjadi nada dasar gerak pelayanan gereja di tengah dunia, dalam memperjuangkan terwujudnya kehidupan yang lebih bermakna di masa depan.
  3. Dalam suasana syukur dan penuh sukacita menyambut kehadiran Paskah dan dalam keyakinan penuh bahwa kebangkitan Kristus menganugerahkan hidup yang berpengharapan, perkenankanlah kami mengajak Saudara-saudara untuk mengembangkan hal-hat berikut:

a.�Perayaan Paskah hendaknya dijadikan momentum untuk makin memantapkan hubungan dan kerjasama yang solid dan sinergis di antara Gereja-gereja, Lembaga-lembaga Kristiani dari berbagai denominasi, dalam upaya kita bersama mewujudkan keesaan dan kebersamaan dalam hidup menggereja; melalui hal itu kehadiran kesaksian Gereja dalam masyarakat Indonesia yang majemuk memiliki makna signifikan.

b.�Perayaan Paskah hendaknya mampu menumbuhkan spirit dan motivasi baru dalam rangka mengembangkan hubungan dan kerjasama dengan elemen elemen di masyarakat, lembaga-lembaga lintas agama serta berbagai pihak dalam upaya kita sebagai bangsa, mewujudkan civil society yang kuat dan demokratis, menegakkan kebenaran, hukum yang berkeadilan, yang memelihara perdamaian dan menghargai kemajemukan.

c.��Perayaan Paskah hendaknya dapat diisi dengan bentuk-bentuk kegiatan ibadah, refleksi teologis, dialog interaktif, pelayanan diakonia yang mampu memberi pencerahan bagi warga gereja dalam memaknai Paskah secara baru, sekaligus memperteguh iman umat di tengah-tengah berbagai perubahan yang sedang terjadi.

Akhirnya kami ingin mengkahiri Pesan Paskah ini dengan menggarisbawahi Firman Allah: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. (I Ptr. 1 :3-4) Selamat merayakan Paskah 2005.