Bacaan I: Kis. 4: 32 - 37; Mazmur 91 ( 92 ): 1 – 2, 5
Injil: Johanes 3: 7 - 15
Apakah bacaan hari ini yang diambil dari Kisah Para Rasul mencerminkan kehidupan di dalam paroki kita, Kelompok Umat Basis, atau Kelompok Umat Katolik Indonesia yang tersebar dan ‘bermisi’ di seluruh dunia? Apakah anda menerima atau mengalami semangat Komunitas Umat Katholic setempat dalam terang deskripsi yang diberikan Lukas tentang kehidupan gereja perdana? Akan sangat mengagumkan kalau ‚kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama’ (Ayat 32). Apakah pernyataan St. Lukas menyentuh hatimu karena hal itu terlalu baik dan benar? Apakah hatimu tergerak untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh anggota komunitas gereja perdana?
Lukas mengajarkan dan memberikan kita suatu gambaran yang baik tentang kehidupan gereja dalam komunitas kristen pertama. Mereka hidup di zaman yang berbeda, dalam suatu budaya yang berbeda dan dalam zaman purba, tapi ingat mereka bukanlah masyarakat primitive. Gereja perdana memberikan kita contoh kehidupan suatu paroki, kelompok umat basis, serta kelompok umat Katolik Indonesia tentang komunitas Kristen yang ideal, suatu standard untuknya kita semua dipanggil, karena hal itu menarik pada saat itu dan dapat kita buat sekarang juga.
Jika anda adalah seorang pastor paroki, maka ketahuilah bacaan pertama hari ini adalah standard emas untuk parokimu.Jika anda adalah orangtua (bapa dan mama), ketahuilah bahwa bacaan hari ini merupakan model bagi keluargamu. Jika anda adalah anggota perkumpulan umat Katolik yang tersebar dimana-mana, ingatlah bahwa anda dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam karya misi gereja yang diemban oleh misionaris-misionaris Indonesia yang sedang berkarya di Afrika dan Latin Amerika serta benua-benua lain. Jika anda adalah pemimpin komunitas beriman, ingatlah bahwa bacaan hari ini memberikan kita suatu contoh hidup yang perlu kita praktekan dalam komunitas kita.
Banyak orang akan menantang anjuran ini sambil berkata bahwa ide seperti itu adalah naif, tidak realistik dengan kommunitas yang hidup, tapi ingat Kitab Suci tidak akan menyesatkan kita karena kebanyakan orang-orang berimana pada awal gereja perdana telah menjadi martir karena mereka mempertahankan iman mereka. Setelah penerimaan Roh Kudus pada hari Pentekosta orang-orang beriman perdana memberikan kesaksian yang sangat artikulatif dan meyakinkan bahwa komunitas Kristen adalah counter cultural: terang bagi dunia. Sesungguhnya, mengapa tidak. Orang-orang beriman pada saat itu merupakan saksi mata tentang kuasa kebangkitan Jesus dan karunia Roh Kudus. Mengapa mereka tidak menjadi satu hati dan satu pikiran? Mengapa mereka tidak membagi-bagikan apa yang mereka miliki pada saat itu? Mengapa mereka tidak memperhatikan satu sama lain dalam hidup? Mujisat gereja perdana adalah mujisat cinta. Sanggupkah kita mengikuti teladan hidup dan iman umat kristen perdana, sehati, sejiwa, sepikiran, dan rela memberi derma atau membantu para missionaris kita yang bekerja di tanah misi?